Bukan warna yang bisa kucampur sesuka hati dan biarkan menyatu dengan lainnya.
Bukan wangi yang bisa kupadu padankan dengan moodku hari ini.
Tidak juga api yang bisa menjadi sembarang asap jika dibasuh air.
Tak ingin mengulang, aku berusaha berlari sekuatnya untuk menghindari melihat sekelilingku.
Jinjit agar hanya melihat langit, tak ingin lagi melihat kakiku sendiri.
Bola mata ke atap, seakan langit merupakan paduan tepat untuk memandang, tak ada dua.
Tangan selalu ingin meraih, agar tidak sempat membasuh peluhku sendiri.
Agar aku tidak merasa letih......
Tidak juga berjalan dengan sejawat yang sama, agar aku tahu bagaimana mereka dapat menghempasku.
Tidak akan berdampingan dengan rekan yang sejajar, agar aku paham betul seberapa jauh aku merangkak.
Saat senja mengulang, tidak juga akan menjadi halangan matahari yang tenggelam.
Berganti kabut dan malam yang sepi, aku sendiri.
Berteman bulan dan jutaan bintang yang sudah tiada ratusan tahun lalu, aku masa ini sendiri.
Asing dan tak berkawan, hanya saja dengan anggota tubuhku yang bersinergi.
Lari dan terus bersuara, agar aku tak merasa sendiri.
Agar aku tak akan penuh dengan suara orang lain, yang keberadaannya tak kuketahui.
Aku hanya percaya padaku.
Kakiku cukup mapan.
Tangan mungilku mampu angkat beban ini.
Bahkan kepala dan isinya ini cukup cerdik dalam merencana semua.
Aku rencanakan semuanya, untukku sendiri.
Tidak untukmu, ataupun mereka.
Cuma aku.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar